KETIKA KETAKUTAN MENGHAMPIRI

aku dan kamu seakan didalam kehidupan yang sama, dunia seakan menjadi sahabat yang terpenting dalam seksama. semua terasa indah dan begitu tampak sempurna dihadapan kita. aku dan kamu mempunyai banyak kesamaan, mulai punya sesosok malaikat dunia, sampai seluruh hal yang kita inginkan.

kebahagiaan, canda, tawa, dan sorakkan gembira pernah terlontar secara bersama diindahnya kemenangan hari. namun, kelap awanpun mulai tampak mendung, ketika kita terjatuh dan tak ada tangan yang menghampiri untuk mengangkat kita, ketika airmata menetes dan tak ada tisu yang menghapusnya. dan ketika mata buram tanpa kacamata, kita seakan jatuh dan tak bisa bangkit dari keterpurukan. dan duniapun mulai meninggalkan kita tanpa peduli sedikitpun.

semua seakan abu-abu yang mendekati gelapnya hitam. tak ada yang bening disetiap jauhnya mata memandang, kelap dan sunyipun mulai menghampiri dikala semua pilihan telah punah dan hilang. ketika semua dunia mulai menolak, ketika malaikat dunia kita mulai meneteskan air mata, melihat semua keburukan yang akan terjadi.


mengharap datangnya cahaya yang terang dan menyilaukan kornea mata. mengharapkan datangnya butiran salju di teriknya matahari, mengharap datangnya hujan dikeringnya tanah. ketika semua tak terjadi, gemetar kakipun mulai tak sanggup menahan beratnya beban pikiran. yang kita inginkan akan segera pergi dan yang kita harapkan pasti mencoba mendekat. tapi, semakin ia mendekat, kita seakan menjauh dan menolak akan kedatangannya.

salahkah kita menghindari nasip yang telah terlukis di telapak jari kita? ya,ya, kita takkan tahu,
disaat duduk termenung, semua harapan tampak nyata dan memanggil akan kehadiran kita. tapi ketakutanpun mulai memanggil lebih kuat, kitapun bingung akan dua panggilan yang bersamaan.

dan kini hati mulai bicara, hati mulai bertindak, hatipun merangsang otak untuk mengalirkan tetesan air yang dikeluarkan mata. setetes demi setetes hilang seakan menjadi udara yang berlalu. menangispun mulai tiada arti.

yah, yayyyaaa KITA HARUS BERTINDAK, BERGERAK, dan mempersiapkan cahaya Putih untuk menghela cahaya hitam, ketakutan pasti menang dikala kita berdiam diri, meratapi dan menyesali apa yang telah terjadi.
if you think good, please give your respond to your brain. now




0 Response to "KETIKA KETAKUTAN MENGHAMPIRI"