Kapan waktu itu datang ?

suara alunan instrumental jawa terdengar tatkala hati mulai berbisik, berharap datangnya hujan dikala kemarau yang tak kunjung datang. dentingan gamelan yang terdengar merdu mengambarkan panggilan hati yang telah lama menanti datangnya suara.



kini ketika kutahu bahwa untuk selalu bersamanya adalah usaha yang sangat sulit, ketika harapanku mulai ia dengar tetapi tak ada tanggapan, apa yang harus ku lakukan? aku hanya bisa duduk dan melihat betapa suramnya kehidupan ketika dua tempat yang hanya diisi satu hamba.

ketika semua orang mulai mengatakan apa arti menunggu, aku hanya bisa menunduk, seakan mencoba tak mengerti kalimat itu, jangan terlalu dirasakan,  seakan terasa waktu berjalan sangat lama dan susah untuk dicapai. menunggu, ya menunggu. kala waktu harap yang tak kunjung datang, ketika harap mulai datang dan hanya sementara, iapun harus pergi.

sendiri, ya menunggu sendiri disuatu tempat, hanya harap yang tak kunjung jawab. entah kapan ia akan datang. mungkin kala ku tersenyum? kala ku tertunduk? atau kalaku menangis dan meratap akan abu-abu bayangnya.

waktu seakan menjawab semuanya, hanya suara putaran jarum jam yang menjadi tanda demi tanda layunya harapku. berharap datangnya air dari tetesan atap yang masuk kejendela hatiku demi menghidupkan kembali harapku yang terkulai lemas tanpa daya.

ketika bayangan gelap menutupi semua pandang. aku hanya bisa menikmati sensasi kalut dalam dekapan gelap. tajam pandangan terarah menuju suatu tempat, yang mengandung banyak tebaran mimpiku dengannya. apakah waktu yang akam membawanya padaku? atau ia akan berjalan sendirinya? sesukanya?

penantianku hanyalah dihargai sebagai penantiannya penipu. percaya dengankupun seolah percaya dengan penipu. betapa sakitnya penantian ini, sampai kapan? kapan waktu itu akan datang? dikala hati tak pernah ada prasangka, dikala mimpi tak ada pembatas dan dikala hidup tak terikat akan udara?

apa penantian ini haram? apa penantian ini nista? atau bahkan penantian ini suatu najis dihadappanmu? seakan joloran lidahku sudah terkulai diatas lantai dengan ribuan tetes liur. waktu oh waktu. aku berharap waktu  akan menepati janji untuk membawanya datang padaku, melepas semua bayang dan menerbangkan balon hati ini bebas menuju langit ketujuh dan bertemu para malaikat ahli rasa.

hanya gerakan dayungku yang akan kupercepat demi menyebrangi ombak yang kau buat dengan paksa. aku buat ombak kecil dihatimu menjadi ombak yang menghancurkan hantaman karang, semua karna kau benci padaku.

seribu kalimat yang sama kuucpkan padamu, dan kaupun bosan mendengarnya, aku hanya merasakan sedikit demi sedikit goresan halus di merah hatiku.

hanya waktu yang bisa menjawab :)


"@MuharamBM"

0 Response to "Kapan waktu itu datang ?"